Selasa, 23 Oktober 2012

Kepada Hatimu, Aku Kembali Pulang

Usia pernikahan Friya dan Garry memang belum lama. Masih panjang jalan yang harus mereka lalui untuk tetap bisa bersama hingga akhir hayat. Perjalanan cinta mereka pun bukan perjalanan yang mudah untuk dilewati. Pengorbanan yang begitu besar harus mereka lakukan demi kebersamaan yang ingin mereka wujudkan. Atas nama cinta, akhirnya mereka mampu mewujudkan kebersamaan itu.

Sekarang, di sinilah mereka berada. Di sebuah rumah kecil dengan sejuta harapan berada di dalamnya. Namun, kerikil kecil tidak hilang begitu saja dalam kehidupan mereka. Profesi Garry sebagai seorang pegawai negeri memang cukup untuk membiayai rumah tangga mereka, tetapi tidak cukup untuk membiayai gaya hidup Friya.

Sebagai seorang pegawai bank swasta ternama di Jakarta, posisi Friya memang melebihi Garry. Social life-nya pun jauh berbeda dengan Garry. Hingga suatu saat, impian Garry untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi pun terwujud, meski ia harus rela pindah ke Kupang—sebuah kota yang bagi Friya begitu menakutkan.

Namun, lagi-lagi cinta meneguhkan hati Friya untuk mengikuti suaminya pindah ke kota yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota. Bahkan, ia rela meninggalkan kariernya yang sedang melonjak ke kota yang jauh dengan pusat perbelanjaan ternama atau pun starbucks, tempat Friya biasa bersosialisasi dengan teman-temannya.

Berbeda dengan kehidupan sosial Friya di Jakarta, di Kupang ia harus bersosialisasi dengan ibu-ibu Dharma Wanita. Sungguh, semua itu sangatlah berat bagi Friya. Apalagi, ia harus selalu menjaga nama baik Garry. Satu-satunya penghibur bagi Friya adalah saat ia menjadi seorang penyiar radio di kota itu.

Sayangnya, semua itu tidak berjalan sesuai keinginan Friya. Menjadi penyiar radio malah membuat Friya dibicarakan oleh ibu-ibu. Belum lagi soal kedekatannya dengan Jeffry—lelaki yang mengajaknya bergabung di radio tersebut.

Keadaan rumah tangga Garry dan Friya pun mulai memanas. Garry marah dengan adanya bisik-bisik yang beredar di kalangan ibu-ibu Dharma Wanita, dan Friya tidak tahan untuk menghadapi situasi yang sangat tidak sesuai dengan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar