Selasa, 23 Oktober 2012

Janji Ayah

Rumpika sangat senang sekali, ia yakin Ayah akan memberi hadiah yang Rumpika ingini. Bukankah Ayah berjanji untuk memenuhi keinginannya jika nilai di rapornya bagus ?  Terbayang di matanya sebuah Laptop berwarna merah jambu dengan mouse Hello Kitty. Sudah lama sekali Rumpika mengingininya.
Sampai di rumah, Rumpika dengan bangga memperlihatkan buku rapornya pada seluruh keluarga. Semua memuji Rumpika dan tersenyum bangga. Rumpika senang sekali, ia tak sabar menanti kedatangan Ayah dari kantor.
cerita anakPukul 17.00, deru mobil terdengar memasuki halaman rumah.
” Ayah pulanggg…….! “  Teriak Rumpika sambil melepaskan headset HP nya dan berlari menuruni anak tangga.
” Ayah….”  Rumpika menyapa sambil menciumi tangan Ayah. Di ambilnya tas kerja Ayah dan di taruhnya di ruang kerja.
Rumpika memandang dengan tidak sabar, ia menunggu saat Ayah duduk di sofa depan tv sehabis mencuci tangan.
Akhirnya, saat itupun tiba. Ayah duduk di depan tv.
” Ayah……”  Ucap manja Rumpika penuh senyum.
” Sayanggg….” Ayah menjawab sambil membuka lebar kedua tangannya, tanda menyuruh Rumpika memeluknya.  Rumpika memeluknya keras-keras. Rumpika sangat sayang pada Ayahnya.
” Ayah….aku juara kelas ” Ucap Rumpika sambil melepaskan pelukannya.
” Wahhh….hebat anak Ayah…..! Mana rapornya ? “.
” Ini…”  Rumpika menyodorkan rapor.
Terlihat senyum lebar Ayah melihat nilai-nilai Rumpika, Ayah  bahagia.  Rumpika tak sabar untuk menagih hadiah dari Ayah.
” Hmmm…..kamu mau kado apa….? “  Ayah bertanya penuh kasih sayang.
” Aku mau laptop seperti yang aku tunjukkan 6 bulan lalu “  Berbinar mata Rumpika ketika mengucapkannya.
Ayah terdiam beberapa saat. Senyumnya menghilang, pandangannya di alihkannya pada Bunda yang duduk di sofa kanan.
” Bagaimana Bunda ? Rumpika masih mengingini laptop itu ”
” Laptop yang Rumpika miliki masih bagus kan…?  Laptop canggih dan baru dibeli satu tahun yang lalu ” Bunda memberikan pendapatnya.
” Tapi, ini laptop keluaran terbaruuuuu…. “  Sergah Rumpika.
” Laptop yang kamu miliki belum bisa kamu optimalkan fungsinya, sekarang kamu mau yang lebih canggih lagi ” Imbuh Bunda, tanda ia tak setuju Ayah memenuhi keinginan Rumpika.
Mendengar jawaban Bunda, Rumpika hampir menangis.  Rumpika tahu, Ayah akan mendengarkan perkataan Bunda, itu artinya keinginan Rumpika tidak akan terpenuhi. Ayah sangat bijaksana, ia tahu isi hati Rumpika. Ayah tak ingin Rumpika bersedih di hari yang bahagia ini. Walau bagaimanapun, Rumpika pantas untuk mendapatkan hadiah dari perjuangannya selama satu tahun ini. Perjuangan yang tidak mudah, penuh kedisiplinan belajar dan tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tak berguna.
” Sini sayang….” Ayah meraih Rumpika dalam pelukannya.
” Nanti malam kita pergi, okey…..? “  Ucap Ayah di sertai senyum. Ayah sudah mengambil keputusan.
” Terimakasih Ayah……” Rumpika kembali ceria. Ia berlari ke kamarnya sambil bernyanyi-nyanyi kecil.
Pukul 19.00, Ayah mengajak seluruh keluarga untuk makan di luar, syukuran kenaikan kelas Rumpika dan juara kelas. Seluruh keluarga senang sekali.
Sesampainya di Restauran yang di tuju, Ayah dan Bunda tidak mengajak mereka turun. Mereka menunggu di dalam mobil. Semuanya saling menatap keheranan, tidak biasanya seperti ini.
Setengah jam menunggu, Ayah dan Bunda keluar dari Restauran, di kedua tangan mereka penuh dengan kantong plastik berisi makanan.
” Kok beli makanan, tapi kita gak makan di dalamnya ?  ” Fuad si bungsu bertanya tanpa berharap dijawab.
” Iya yaaahhh……aneh….”  Bunga menimpali.
” Sudaaahhh….sabarrr….sini duduk lagi yang manis ” Embah menasehati sambil meraih cucu-cucunya ke kursi mobil.
Ayah membuka bagasi mobil dan memasukkan semua makanan. Sesaat kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Fuad dan Bunga tidak dapat menyembunyikan keheranannya, mereka sibuk bertanya pada Ayah dan Bunda.  Namun, Ayah dan Bunda berahasia !
*****************
Tak berapa lama, mereka memasuki halaman sebuah rumah. Rumah tua yang besar. Terlihat tiga orang dewasa keluar bersama sepuluh anak kecil seusia Rumpika dan adik-adiknya, mereka tersenyum malu-malu menyambut kedatangan Rumpika sekeluarga.
Setelah saling bersalaman, keluarga Rumpika dipersilahkan untuk masuk dan duduk lesehan di ruangan tengah. Setelah kata sambutan dari Ayah Rumpika dan do’a dipanjatkan, mereka pun makan bersama. Anak-anak itu terlihat senang, apalagi ketika di akhir acara, Ayah menyuruh Rumpika memberikan sebuah kado kepada salah seorang anak disana.
Ayah dan Bunda menyuruh anak itu membuka kado dari Rumpika, alangkah kagetnya Rumpika ketika di lihatnya isi dari kado tersebut.  Laptop Rumpika !
Rumpika melongo dan sedikit bingung, namun suara Ayah membuat Rumpika tersdar dari keheranannya.
” Rumpika, ini kado dari Ayah dan Bunda “  Ayah dan Bunda menghampirinya dengan senyum mengembang.
” Ayo…buka ” Bisik Bunda.
Dengan cepat Rumpika membuka kado di tangannya.
” Terimakasih Tuhan…..! ” Pekik kecil Rumpika. Dipeluknya Ayah dan Bunda bergantian. Rumpika mendapatkan apa yang dia ingini.
” Mari kita duduk lagi ” Ayah mengajak mereka semua kembali lesehan, dan kembali berbicara.
” Rumpika, rumah ini dihuni oleh sepuluh orang anak yatim piatu. Yang tadi menerima hadiah laptop milikmu adalah Hani, sama seperti dirimu, sejak kelas satu SD Hani selalu juara kelas “.
” Hani belum pernah dihadiahi sesuatu benda dari siapapun, jadi perayaan hari ini adalah perayaan untukl dua orang yang memang pantas untuk dihadiahi sebuah laptop “.
happy familyTak terasa bulir air mata mengalir di pipi Rumpika. Rumpika bahagia mempunyai orang tua yang lengkap, menyayanginya, berharta dan sangat bijaksana.  Rumpika berjanji di dalam hatinya  untuk lebih giat lagi belajar dan tidak akan mengecewakan Ayah dan Bundanya. Rumpika berjanji  pula untuk selalu bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan pada dirinya.
Hari ini, adalah hari yang sangat bahagia. BERBAGI KEBAHAGIAAN DENGAN SESAMA ADALAH SANGAT MENYENANGKAN HATI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar