“Saya sendiri suka
‘ngeri’ kalau ketauan saya Trinity. Bukannya apa-apa, saya dianggap dewa
yang tahu segala hal sehingga sering diminta nemenin jalan. Seringnya
saya menolak, karena maunya ke tempat belanja. Kalau saya masih kuat,
saya memang memilih pergi sendiri, tetapi itu pun tergantung tempatnya.
Kalau sudah pernah ke sana dan tidak ada teman di kota tersebut, saya
memilih tidur di kamar hotel yang pasti bagus. Kalau ada teman, saya
janjian sama dia untuk kabur.”
TRINITY—The Truth Behind Free Traveling
*****
The
Journeys: Kisah Perjalanan Para Pencerita berisi 12 tulisan perjalanan
dari 12 orang penulis yang memiliki latar belakang berbeda. Mulai dari
penulis komedi, penulis skenario, novelis, hingga yang memang berprofesi
sebagai travel writer.
Latar belakang berbeda ini membuat
kisah-kisah yang dihadirkan pun memiliki sudut pandang beragam; yang
terasa manis, menyentuh, hingga membuat terbahak. Dari birunya laut
Karimunjawa, gemerlap New York City, keriaan sebuah pasar pagi di
Lucerne, sudut rumah sakit jiwa di Singapura, damainya Shuili, cantiknya
Andalusia, warna-warni Senegal, cerita kepercayaan setempat di Soe,
mencari parfum impian di Mekah, kisah sebotol sambel yang harus dibawa
sampai Utrecht, upaya melipir ke Tel Aviv, hingga fakta tak disangka di
balik free traveling.
Perjalanan adalah sebuah proses menemukan.
‘It’s better to travel well than to arrive,’ kata Buddha. Dan The
Journeys mengajak siapa pun menemukan kisahnya sendiri. Sesederhana apa
pun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar