Kisah Bintang dalam novel Hujan dan Teduh begitu menyentuh
hati. Kisah sederhana tentang cinta yang mampu membuat pembaca merasa
lebur di dalamnya. Wulan Dewatra mengukirnya dengan cara yang ringan,
tidak rumit untuk dimengerti, dan apa adanya. Menyadarkan kita tentang
kekuatan cinta itu sendiri.
Entah apa yang ada di dalam diri Kaila, sehingga mampu membuat Bintang
merasakan getaran aneh dalam dirinya. Seolah ada sesuatu yang menyergap
Bintang saat ia menatap cewek berponi pagar itu.
Seiring
berjalannya waktu, ternyata rasa sayanglah yang bernaung di sana. Di
hati Bintang dan Kaila. Bukan sebagai sahabat, tetapi sebagai sepasang
kekasih.
Cinta dan sayang yang tidak pada tempatnya ini awalnya
baik-baik saja. Sayang, kenyataan berbicara lain. Mereka harus rela
berkorban, termasuk menerima kenyataan bahwa salah satu dari mereka
harus pergi meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Di waktu
yang berbeda. Noval dengan segala perhatiannya, ternyata mampu menarik
hati sang Bintang. Mengisinya dengan penuh kasih dan sayang. Membuat
Bintang merasa nyaman dan senang berada di dekatnya.
Rasa sayang
di antara mereka seolah tak terbendung, hingga batas-batas yang
seharusnya tidak mereka lalui, tanpa terasa mereka lakukan. Menarik
mereka semakin jauh menuju jurang kecurigaan dan pengekangan yang
menyakitkan.
Bintang berada di dua sisi cinta yang berseberangan.
Dua cinta yang membuatnya nyaman, senang, bahagia, tetapi juga
menderita karenanya. Dua cinta yang membuatnya harus rela berkorban
banyak hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar