Minggu, 18 Agustus 2013

Pudar

pudarSekuat tenaga.... kau berjuang dan bertahan. Tak bosan-bosannya kau mengeja harap dan doa, demi kebersamaan kita berdua.
Ego membuat tujuan hidupmu berjalan di tempat. Kesabaranmu yang tak habis-habis itu membuatku terisak. Hentikan. Berhentilah melakukannya. Berhentilah menatapku penuh sayang. Lihat luka dan lelah di tubuhmu—buat apa berperang kalau tahu akhirnya akan kalah?
Mungkin memang harus begini jadinya. Mungkin memang tak seharusnya kita bersama. Dunia menyumpahi bahagia kita—tak bisakah kau melihatnya sebagai pertanda?
Kumohon, duduklah di sini sejenak. Lihatlah aku dan semua yang terjadi di sekelilingmu. Apa kau tak lelah? Kenapa kau masih menolak untuk berkata pisah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar