Cinta pada pandangan pertama. Itulah yang Oka rasakan sejak kali
pertama ia melihat Laut. Bukan karena parasnya yang cantik atau
senyumnya yang menawan. Tetapi karena galaknya tatapan mata gadis
bernama lengkap Laut Senja itu.
Nasib seolah mendengarkan isi hati Oka. Ia berhasil menyelamatkan
dompet Laut yang dicuri meski ia sendiri harus babak belur demi
menyelamatkan dompet tersebut. Sejak kejadian itu, hubungan antara Oka
dan Laut pun kian dekat.
Sayangnya, belakangan ini Oka sering mendapati ekspresi muka Laut
yang penuh kesedihan. Bak dalamnya lautan, Oka pun tidak bisa menakar
perasaan Laut saat itu. Di satu sisi, Oka melihat gadis itu menangis.
Namun selang beberapa detik kemudian, senyuman di bibir Laut kembali
mengembang seolah tak ada bekas-bekas kesedihan di sana.
Semua yang berkaitan dengan Laut—apa dan bagaimana pun
keadaannya—membuat Oka semakin jatuh hati padanya. Namun, sampai kapan
Oka akan menyimpan perasaan itu sendirian? Tentu, segala sesuatunya akan
terasa kurang saat kita tak dapat merengkuh orang yang kita cintai saat
ia membutuhkan tempat untuk bersandar, kan?
The Way We Were,
sebuah novel karya Sky Nakayama, mengisahkan tentang kisah cinta
seorang lelaki yang sebelumnya merasa pesimis akan cinta itu sendiri dan
seorang gadis yang mencoba mencari makna cinta di balik perceraian
kedua orangtuanya.
Novel terbitan GagasMedia ini begitu penuh dengan konflik, sekaligus
menghangatkan hati. Selain cinta dan persahabatan yang kental, kamu juga
akan merasakan sepinya kesendirian, sakitnya pengkhianatan, dan
pahitnya kejujuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar