Cinta bisa bermula dari mana saja, termasuk pertengkaran-pertengkaran
kecil yang terjadi di awal sebuah pertemuan. Meski bibir berkata benci,
tapi tidak demikian dengan sang hati yang merasakannya.
Pertemuan
Kejora dengan Awang memang sangat tidak disengaja. Niat Awang untuk
mencari seseorang bernama Watik, mempertemukannya dengan Kejora yang
saat itu sangat melindungi Watik.
Entah kesalahpahaman apa yang terjadi di antara mereka, kedua insan
ini suka sekali beradu argumen. Uniknya, semua adu argumen itu tidak
dibarengi dengan perilaku yang mendukung.
Tanpa sadar, Kejora selalu menghubungi Awang ketika dihadapkan dengan
permasalahan Watik. Sedangkan Awang, selalu berkata bahwa Kejora adalah
pacarnya jika ia dihadapkan pada perempuan yang pernah dekat dengannya.
Sayangnya, benteng pemisah di antara mereka masih berdiri dengan
tegaknya. Awang masih terluka oleh sakit hati di masa lalunya, sedangkan
Kejora masih berkutat dengan hubungan tidak pastinya bersama Dimas.
Merek tidak menyadari, perlahan cinta sudah meresap ke dalam relung
hati masing-masing. Meski enggan mengakuinya, tapi perasaan yang mereka
rasakan tidak berbohong. Ada saatnya mereka merasa rindu dan bahagia,
ada saat mereka merasa sedih dan kecewa.
Sempurna—sebuah novel karya Nonier—mengajak kita untuk
menyelami berbagai macam perasaan. Benci tapi rindu, mungkin itu menjadi
ungkapan yang sangat tepat menggambarkan kondisi para tokohnya. Novel
terbitan GagasMedia ini tidak hanya menyuguhkan kisah kehidupan dan
cinta yang pelik. Tetapi juga menunjukkan pada kita bahwa keberadaan
cinta dalam hati seseorang tidak bisa dipaksakan. Dengan segala
kekuatannya, cinta mampu menyusup ke relung hati terdalam tanpa
seseorang merasakannya. Yang mereka tahu mereka masih saling memikirkan,
merindukan, dan mengharapkan walau jarak dan waktu telah lama
memisahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar