Beberapa
hal – seperti cokelat, film drama, dan seprai bersih – hampir semuanya
menjamin untuk meningkatkan suasana hati Anda. Namun ketika berbicara
tentang mewujudkan kebahagiaan sejati, ada banyak kesalahpahaman yang
terjadi.
Shawn
Achor, penulis buku “Before Happiness: The 5 Hidden Keys to Achieving
Success, Spreading Happiness, and Sustaining Positive Change”,
mematahkan banyak mitos yang berkembang tentang menemukan kebahagiaan.
Mitos #1: Bahagia itu turunan
Benar
bahwa beberapa orang dilahirkan cenderung lebih bahagia, tapi seperti
kebanyakan hal, gen Anda menyumbang hanya setengah hal tersebut. “Anda
harus mengajari diri Anda untuk bersikap lebih optimistis dan bahagia
seperti ketika belajar sebuah bahasa baru,” ungkap Achor. “Anda hanya
bisa bahagia jika Anda melakukan kebiasaan positif dalam hidup Anda.”
Mitos #2: Karier yang sukses membuat Anda lebih bahagia
Mendapatkan
jabatan tinggi di kantor tidak menjamin kebahagiaan, kata Achor. “Anda
bisa saja mengejar kesuksesan sepanjang hidup Anda, tapi kebahagiaan
Anda tetap sama.” Penelitiannya menemukan bahwa, meskipun Anda bekerja
untuk meningkatkan kebahagiaan Anda saat ini, kesuksesan pekerjaan Anda
di masa depan juga akan meningkat. “Kebahagiaan sesungguhnya adalah
bahan bakar untuk kesuksesan – bukan sebaliknya.”
Mitos#3: Kebahagiaan bergantung pada keadaan eksternal
Kebanyakan
orang berpikir bahwa tidak mungkin bagi mereka untuk merasa bahagia
sedangkan karier/hubungan/kehidupan sosial mereka sedang ada di titik
rendah. “Kami menemukan bahwa hanya 10 persen dari kebahagiaan jangka
panjang mereka terpengaruh dari dunia eksternal, sementara 90 persen
didasarkan pada bagaimana otak Anda menjalani hidup,” kata Achor. Dan
itu merupakan kabar baik karena, meski Anda tidak mampu mengubah
keadaan, Anda bisa mengubah persepsi Anda tentang keadaan tersebut.
Mitos #4: Uang tidak bisa membeli kebahagiaan
Menurut
penelitian, menghabiskan uang untuk mendapatkan pengalaman (seperti
liburan) bukan hal-hal yang bersifat materi (seperti sepatu baru) dapat
menciptakan kebahagiaan yang lebih besar, kata Achor. Dan penelitian
lain mengatakan bahwa menghabiskannya dengan kegiatan dengan orang lain
(seperti pergi bersama teman-teman, mendonasikannya untuk amal, atau
membeli bunga untuk ibu Anda) secara signifikan dapat meningkatkan
kebahagiaan Anda, kata Achor. Intinya: Habiskan uang Anda dengan cara
yang bijaksana untuk mendapatkan manfaat terbaik.
Mitos #5: Orang yang bahagia itu bodoh atau naif
Optimisme
yang irasional tentunya bukanlah hal yang ideal, namun jika Anda
bahagia dan realistis, Anda akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Malah, ketika otak Anda bahagia maka itu akan meningkatkan kreativitas,
tingkat kecerdasan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, ujar
Achor.
Mitos #6: Kebahagiaan tidak akan memengaruhi kinerja Anda
“Banyak
orang berpikir bahwa kebahagiaan tidak ada kaitannya dengan kinerja,”
ujar Achor. “Tapi ini adalah sebuah keuntungan yang luar biasa di
sekolah, olahraga dan tempat kerja.” Butuh bukti? Penelitian menunjukkan
bahwa dokter yang merasa bahagia memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi, penjual yang lebih bahagia memiliki tingkat penjualan yang lebih
tinggi, dan atlet yang bahagia dapat bangkit dari kekalahan lebih
cepat, kata Anchor. “Otak manusia hanya bekerja lebih baik saat Anda
dalam suasana hati yang positif.”
Mitos #7: Teman-teman Anda yang negatif hanya membuat Anda terpuruk
Meski
benar bahwa Anda dapat terpengaruh oleh sudut pandang negatif
teman-teman Anda, sisi positif Anda sendiri juga dapat menyebabkan
mereka bahagia - jadi Anda tidak perlu mencampakkan mereka. Menurut
Achor, positif dan negatif keduanya sama-sama menular, namun studi
menunjukkan bahwa orang yang lebih ekspresif - baik secara verbal atau
nonverbal – lebih membawa pengaruh. Jadi alih-alih meninggalkan teman
Anda yang selalu negatif, mulailah percakapan yang positif dan riang
saat menanggapi mereka. Anda juga bisa menggunakan jejaring sosial untuk
menebarkan pikiran positif Anda.
Mitos #8: Stres menghancurkan kebahagiaan Anda
Studi
menunjukkan bahwa stres sebenarnya dapat mempercepat proses kognitif,
meningkatkan memori, dan memperdalam ikatan sosial. “Pola pikir Anda
mengenai stres memperkirakan bagaimana stres itu akan memengaruhi Anda,”
kata Anchor.
Sarannya:
Berpikirlah tentang saat-saat ketika Anda berhasil menghadapi stres,
catat hal tersebut dalam tulisan, dan tampilkan di tempat yang mudah
dilihat sehingga Anda akan selalu diingatkan oleh catatan tersebut
setiap hari. “Otak Anda akan mempraktikan apa yang dilihatnya, jadi
semakin sering Anda melihatnya, semakin otak Anda dapat meredam stres,”
kata Anchor.
Mitos #9: Olahraga hanya memberi Anda kesenangan sesaatAnda
tahu bahwa Anda dapat dengan cepat mendapatkan semangat setelah
berolahraga, namun olahraga juga memiliki manfaat jangka panjang yang
luar biasa. “Kami menemukan bahwa latihan kardio selama 30 menit yang
dilakukan beberapa kali dalam sepekan selama enam bulan setara dengan
mengonsumsi antidepresan namun menunjukkan tingkat kambuh yang lebih
rendah,” kata Anchor. “Olahraga sangat ampuh karena itu adalah obat
untuk pelarian. Anda akan mulai meyakini bahwa perilaku Anda penting.”
Mitos #10: Kebahagiaan bukan berarti tidak pernah negatif
Anda
tidak perlu memakai kacamata warna-warni lucu sepanjang hari untuk
membuat Anda merasa bahagia. Malah, hal itu akan menjadi bumerang. “Jika
Anda menyangkal tidak ada hal negatif yang Anda rasakan, itu akan
membuat Anda lebih stres,” kata Anchor. Namun jika Anda bisa mengetahui
alasan Anda merasa sedih dan cara untuk mengubahnya, Anda lebih baik
daripada seseorang yang selalu merepresi emosi tersebut, kata Anchor.
Mitos #11: Kebahagiaan itu sekadar pola pikir
Ketika
Anda jatuh dalam keterpurukan, Anda mungkin pernah disuruh untuk
bangkit atau memutuskan untuk menjadi lebih bahagia. Namun menurut
Anchor, tidak mudah semudah itu. “Kecuali Anda mengubah perilaku Anda,
perubahan pola pikir itu tidak akan bertahan lama.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar