Para ahli gizi menemukan bahwa pola diet sehari-hari yang berisi pizza,
permen, dan minuman manis (bergula) memberikan dampak kesehatan yang
cukup serius seiring dengan bertambahnya usia mereka.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa hampir separuh dari gadis remaja
yang diteliti jarang mengkonsumsi buah, sayuran, dan ikan, menyebabkan
asupan nutrisi penting mereka, seperti zat besi, magnesium, dan
selenium, sangat rendah.
Zat besi, yang banyak terdapat di makanan seperti daging merah dan
sayuran hijau, sangat penting untuk produksi sel darah merah yang sehat
dan membantu menjaga otak tetap sehat. Magnesium yang bisa didapat dari
kerang membantu menjaga tulang kuat, sementara selenium bermanfaat bagi
sistem kekebalan tubuh.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa satu dari sepuluh gadis remaja
mendapatkan asupan kalsium yang sangat rendah, sehingga membuat mereka
berisiko memiliki tulang yang rapuh dan mengalami patah tulang di usia
tua mereka nanti.
Satu dari enam gadis remaja sangat rendah asupan yodiumnya, padahal yodium adalah mineral kunci untuk perkembangan otak janin dalam kandungan.
Menurut para peneliti, Carrie Ruxton, seorang ahli gizi independen, dan
Emma Derbyshire, ahli gizi dari Manchester University, pola diet anak
remaja ini sangat buruk karena pada tahapan usia mereka ini, mereka
mulai bisa memilih makanan sendiri bahkan melewatkan waktu makan mereka.
Dr. Ruxton menyatakan, “Sementara kondisi seperti penyakit jantung dan
kanker banyak menjangkiti orang pada usia 40, 50, dan 60an, tahap awal
penyakit tersebut terjadi beberapa dekade sebelumnya.”. Ini artinya
bahwa pola diet kita semasa remaja akan memberikan pengaruh besar bagi
kondisi kesehatan di usia tua kita. Dr. Ruton menambahkan bahwa sangat
penting bagi para remaja untuk menjalani diet seimbang, tidak hanya pada
saat mereka remaja, tetapi juga sepanjang hidup mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar