Radiasi Matahari Ke Bumi
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari
proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Kehidupan manusia memang
tidak terlepas dari sumber-sumber radiasi. Radiasi yang berarti
pemancaran atau penyinaran merupakan penyebaran partikel-patikel
elementer dan energi radiasi dari suatu sumber radiasi. Energi radiasi
dapat mengeluarkan elektron dari inti atom dan sisa atom ini menjadi
muatan positif dan disebut ion positif, sementara itu elektron yang
dikeluarkan dapat tinggal bebas atau mengikat ion netral lainnya dan
membentuk ion negatif. Peristiwa pembentukan ion positif dan ion negatif
dinamakan ionisasi, ini sangat penting sekali untuk diketahui karena
melalui proses ionisasi ini jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau
kerusakan pada sel-sel tubuh. Berdasarkan ada tidaknya ionisasi maka
radiasi dibagi dalam 2 kategori yaitu
- Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi
- Sinar ungu ultra
- Sinar merah infra
- Gelombang ultrasonik
- Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi
- Sinar alfa
- Sinar beta
- Sinar gamma
- Sinar X
- Proton
Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik bisa dibedakan menjadi :
1. Radiasi yang terlihat oleh mata kita (visible radiation, contohnya cahaya)
2. Radiasi yang dapat kita rasakan (kulit, wajah), namanya radiasi infra merah.
Panjang gelombang radiasi inframerah lebih panjang daripada panjang
gelombang cahaya (visible radiation). Gelombang elektromagnetik menyebar
dalam bentuk 3 dimensi (volume), seperti halnya gelombang yang tersebar
membentuk sebuah bola (sphere). Dalam hal ini, volumen di sekitar
gelombang elektromagnetik bisa berbentuk: benda keras, cairan, gas, tapi
bisa juga kekosongan (vacuum).
Menurut Max Planck (1900) pertukaran energi antara radiasi dan materi
tidak terjadi secara kontinyu, melainkan paertukaran energi berlangsung
melalui satuan energi yang disebut kwantum. Kwantum enegi radiasi (E)
suatu gelomgang elektromagnetis (sinar gamma, sinar X) sama dengan
konstanta Planck (6,62 x 10-27 erg detik) dikalikan dengan frekuensi radiasi, maka dapat dinyatakan dalam rumus:
dan
Ket : C = kecepatan gelombang elektromagnetis (3 x 1010 cm detik)
λ = panjang gelombang
Oleh karena h dan C konstan, maka energi radiasi berbanding terbalik
dengan panjang gelombang, makin besar energi radiasi makin pendek
gelombang dan sebaliknya semakin panjang gelombang akan menyebabkan
energi radiasi semakin pendek.
Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor:
- Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi matahari.
- Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus.
- Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari terbenam.
- Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.
Radiasi matahari yang diterima oleh bumi kita (energi matahari) akan diterima dengan cara sebagai berikut:
- Diserap oleh aerosol & awan di atmosfer bumi yang akhirnya menjadi panas. Radiasi yang terserap ini menyebabkan naiknya temperatur gas-gas dan aerosol-aerosol. Aerosol adalah kumpulan cairan kecil atau partikel-partikel solid yang menyebar dalam suatu gas, seperti uap air di atmosfir, debu-debu angkasa, etc.
- Ditangkis oleh atmosfer (oleh gas2 dan aerosol-aerosol), dalam hal ini radiasi ditangkis dan disebarkan ke segala penjuru. Sebagian radiasi menuju kembali ke angkasa, sebagian sampai ke permukaan bumi. Penangkisan dan penyerapan radiasi bisa terjadi di segala lapisan atmosfir, yang paling sering lapisan bawah di mana massa atmosfir lebih terkonsentrasi.
- Radiasi yang tidak tertangkis maupun terserap oleh atmosfir, sampai ke permukaan bumi. Karena bumi sangat padat, maka radiasi ini bukan ditangkis, melainkan dikembalikan satu arah ke atmosfir (proses ini biasa disebut refleksi - walaupun sebenarnya sama saja dengan tangkisan). Es dan salju merefleksi hampir kebanyakan dari radiasi solar yang sampai ke permukaan bumi, sedangkan laut, merefleksi sangat sedikit.
- Radiasi yang sampai ke permukaan bumi yang tidak direfleksi, akan diserap oleh bumi. Di lautan, penyerapan ini sampai pada puluhan meter dari permukaan laut, sedangkan di daratan, hanya pada level yang lebih tipis. Seperti halnya yang terjadi pada atmosfir, penyerapan radiasi di permukaan bumi menyebabkan naiknya temperatur permukaan tersebut.
Beberapa cara bumi melepaskan energi panas yang diterimanya:
1. Emisi radiasi dari permukaan bumi.
2. Konveksi
1. Emisi radiasi dari permukaan bumi.
2. Konveksi
Ada dua faktor yang patut dibahas dalam konveksi, yaitu
konduksi dan konveksi itu sendiri. Konduksi adalah perpindahan panas
antara dua sustansi dari sustansi yang bersuhu tinggi, panas berpindah
ke sustansi yang bersuhu rendah dengan adanya kontak kedua sustansi
secara langsung. Konveksi sendiri artinya cairan yang berpindah akibat
adanya perbedaan suhu. Expansi termal adalah sifat dari sustansi yang
bertemperatur tinggi dimana partikel-partikel sustansi tersebut
volumennya meluas/ membesar akibat panas. Maka akibatnya berat jenis
partikel itu berkurang.
Karena berkurangnya berat jenis partikel, maka partikel itu
akan terdorong ke atas (dalam hal ini udara panas) , sedangkan udara
dingin yang ada di atasnya akan turun menggantikannya. Nah sekarang
bagaimana proses keluarnya panas (yang berasal dari radiasi solar) dari
bumi? Pertama-tama radiasi solar berhasil diserap oleh bumi dan menjadi
enerji panas. Panas di permukaan bumi menyebabkan panasnya udara di
permukaan oleh proses konduksi. Dari sinilah proses konveksi dimulai.
Udara yang sudah dipanaskan oleh permukaan bumi kemudian
naik ke permukaan karena konveksi, hingga menggantikan udara dingin yang
berada di atasnya. Udara dingin yang tadinya berada di atas, terdorong
ke bawah oleh hawa panas tadi. Karena proses konveksilah jumlah panas
yang berhasil dipindahkan bumi ke angkasa lebih tinggi dibandingkan jika
hanya terjadi proses konduksi saja. Uap air panas yang naik,
mentransfer energi panas itu ke sekelilingnya dan selanjutnya akan
berpindah ke bawah lagi.
Pengaruh Radiasi Matahari
Sadarkah kita jika tiap hari tubuh selalu menerima radiasi.
Buktinya ada saat kita membuka jendela kamar di pagi hari. Kehangatan
sinar matahari merasuki setiap kehidupan. Sinar atau cahaya yang
dipancarkan sang surya itu dikenal dengan radiasi inframerah.
Orang-orang yang hidup di daerah subtropis pada musim panas atau bila
berkunjung ke daerah tropis sebagai turis gemar menjemur diri di pantai
untuk mendapatkan radiasi ultraviolet agar kulit tubuhnya berwarna
kecoklatan.
Saat ini, manusia dengan rekannya yang terpisah jauh dapat berkomunikasi
dengan suara ataupun gambar. Itu juga berkat jasa radiasi gelombang
pendek (microwave). Begitu pula hubungan antara seorang astronot yang
ada di ruang angkasa dengan operator di pusat pengendali bumi. Bukan hal
yang aneh pula hampir setiap dapur di negara-negara maju dilengkapi
dengan alat memasak yang disebut microwave. Artinya kita telah banyak
memanfaatkan berbagai jenis radiasi untuk memudahkan dan meningkatkan
kualitas hidup di bumi.
Sehingga bisa dikatakan radiasi adalah hal yang sudah akrab dengan
kehidupan manusia. Sebab radiasi sudah ada di bumi sebelum kehidupan ini
lahir. Bahkan, ia sudah hadir di ruang angkasa sebelum bumi itu sendiri
ada. Radiasi merupakan bagian dari big-bang yang sejauh kita ketahui
lahir kurang lebih dua puluh milyar tahun yang lalu. Sejak itu radiasi
menyelimuti ruang angkasa dan merupakan bagian dari bumi.
b. Dampak negatif terhadap kesehatan manusia
Efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik yaitu
- Efek fisiologis
Efek ini mengakibatkan gangguan pada organ-organ tubuh
manusia berupa, kanker otak dan pendengaran, tumor, perubahan pada
jaringan mata termasuk retina dan lensa mata, gangguan pada reproduksi,
hilang ingatan, kepala pening.
- Efek Psikologis
Merupakan efek kejiwaan yang ditimbulkan oleh radiasi tersebut
misalnya timbulnya stress dan ketidaknyamanan karena penyinaran radiasi
berulang-ulang. Selain efek dari radiasi gelombang elektromagnetik,
radiasi pengion (radiasi sinar X atau sinar gamma) juga memiliki dampak
negatif terhadap kesehatan manusia yaitu pada sistem biologis. Sebagai
akibat ionisasi ini terjadi kelainan atu kerusakan pada jaringan.
Beberapa kelainan terhadap tubuh yaitu
- Terhadap kulit: menimbulkan keradangan kulit akut.
- Terhadap mata: menimbulkan konjungtivitas dan keratitis.
Lensa mata sangat radiosensitif sehingga pada penyinaran 400-500 rad
menimbulkan katarak.
- Terhadap alat kelamin:
- Dosis 600 rad menimbulkan sterilitas (testis lebih sensitif daripada ovum). Pada dosis rendah dapat menimbulkan mutasi gen dan kelainan pada turunan.
- Pada wanit hamil akan terjadi kematian foetus atuu menimbulkan kelainan.
- Terhadap paru-paru: menimbulkan batuk, sesak nafas dan nyeri dada serta fibrosis paru-paru.
- Terhadap tulang: menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta osteoporosis.
- Terhadap saraf: timbul degenerasi jaringan otak.
- Penyakit radiasi: demam, rasa lelah, kurang nafsu makan, mual, nyeri kepala an mudah mencret.
- Efek genetik: terjadi mutasi gen.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dari akibat radiasi matahari
1. Proteksi radiasi
Pada pembahasan sebelumnya sudah dibahas akan bahaya
radiasi gelombang elektromagnetik, radiasi sinar X atau sinar gamma dari
zat medium yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh. Untuk
menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis
yang diakibatkan radiasi pengion perlu kiranya dimbil suatu tindakan
atau perlindungan terhadap radiasi itu sendiri. Tetu saja dalam menerima
radiasi itu ada batas-batas tertentu yang masih dapat ditolerir oleh
berbagai jaringan Misalnya tangan dan kaki boleh
menerima lebih banyak radiasi dibandingkan dengan organ gonad atau lensa
mata yang sangat peka terhadap radiasi. Salah satu usaha yang dilakukan
oleh International Commassion on Radiological Protection (ICRP) untuk
menghindari bahaya radiasi maka ditentukannya suatu dosis maksimum yang
dapat diperkenankan sebagai pedoman dalam proteksi radiasi. Maksud dari
pemakaian dosis limit ini untuk memperoleh standarisasi dalam
pelaksanaan poteksi pada pemakaian sumber-sumber radiasi, sehingga
masyarakat tidak ungkin mendapatkan radiasi yang membahayakan. Adapun
batas dosis bagi masyarakat:
- Seluruh tubuh, sumsum tulang kelenjar kelamin: 0,5 rem dalam 1 tahun
- Kulit, tulang, kelenjar tiroid: 3 rem dalam 1 tahun
- Tangan, lengan bagian bawah,kaki, pangkal kaki: 7,5 rem dalam 1 tahun
- Bagian lain dari tubuh: 1,5 rem dalam 1 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar